Everything is here and only for you

Wednesday 5 May 2010

meteor jatu di jakarta timur

Ledakan misterius di Duren Sawit, Jakarta Timur, masih mengundang tanda tanya, termasuk bagi para peneliti antariksa di Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN). Berdasarkan temuan Puslabfor Polri, ledakan tersebut kemungkinan disebabkan benda antariksa.

Menurut Dr Thomas Djamaluddin, pakar antariksa LAPAN, kalau benar ledakan tersebut disebabkan meteorit, peristiwa semacam ini termasuk langka. Dalam artian, ledakan meteorit yang dekat permukaan Bumi dan diketahui manusia jarang ditemui.

"Laporan yang sampai di LAPAN, meteorit jatuh pernah terjadi sekitar awal tahun 2000-an di Tegal, tahun 2003 di Pontianak, dan tahun 2007 di Bali," kata Thomas saat dihubungi Kompas.com, Jumat (30/4/2010). Ia mengatakan, ledakan meteorit disebabkan oleh batuan antariksa yang masuk ke atmosfer Bumi kemudian terbakar. Ada yang sampai dekat permukaan dan banyak juga yang habis terbakar di atmosfer. Namun, hanya sedikit yang diketahui manusia.


Hari Kamis lalu (29/4), tiga rumah milik warga hancur setelah terkena hantaman benda panas yang jatuh dari angkasa dengan kecepatan tinggi di Jalan Delima VI Gang II, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Para pemilik rumah yang rusak akibat hantaman meteor sebesar buah kelapa di daerah Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur, mulai berbenah, Sabtu (1/5/2010). Mereka mulai mengangkut puing-puing bangunan dari dalam rumah.

Sobari (68), pemilik rumah di Jalan Delima VI Gang 2 Nomor 21, mengatakan, ia diperbolehkan merapikan rumahnya oleh pihak kepolisian setelah tim dari Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri serta tim Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) selesai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kemarin.
Hal yang sama di lakukan Kusnadi, pemilik rumah Nomor 32. Rumah Sobari dan Kusnadi rusak akibat tertimpa runtuhan bangunan rumah milik Sumarjono yang letaknya di tengah-tengah rumah mereka.

Berdasarkan hasil pemantauan Kompas.com, puluhan warga berkerumum di sekitar lokasi. Mereka masuk ke dalam rumah Kusnadi dan Sobari untuk melihat langsung dampak hantaman benda yang diduga meteor. Adapun rumah Sumarjono masih tertutup. Belum terlihat ada aktivitas pembersihan di rumah dengan dua lantai itu.

Hasil Laporan Lapan

Dugaan benda angkasa yang jatuh di pemukiman warga di Duren Sawit, Jakarta Timur adalah meteor semakin menguat. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akan menyisir TKP untuk mencari sisa-sisa materi yang ada.

"Yang di Duren Sawit kalau menurut ciri-cirinya iya (meteor), tetapi bukti otentiknya kita akan menyisir lagi TKP bersama polisi besok pagi," ujar Humas Lapan Elly Kuntjahyowat, kepada detikcom, Minggu (2/5/2010).

Pernyataan senada juga disampaikan Pusat Laboratorium dan Forensik Mabes Polri. Menurut keterangan Pusat Laboratorium dan Forensik Mabes Polri, ada indikasi kandungan unsur kimia mirip unsur meteor pada benda misterius yang menghantam rumah di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur beberapa hari lalu.

Salah satu indikasi fisik benda tersebut adalah bebatuan meteor karena membawa panas, dan menimbulkan dampak yang luar biasa. Ditambahkan dia, sisa-sisa bebatuan meteor tersebut memang berbeda kandungannya. Karena itu Lapan akan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap sisa-sisa bebatuan.

"Kalau ada kandungannya dari besi dan nikel, kan batuannya terbakar jadi pasti ada perbedaan sedikit," jelas Kepala Departemen Balistik Metalurgi Puslabfor Mabes Polri, Komisaris Besar Pol. Amri Kamil saat dikonfirmasi Kantor Berita Antara melalui telepon selular di Jakarta, Sabtu.
"Hasil penelitian menunjukkan kemiripan, namun kita belum berani menyimpulkan," tambah Amri

Amri menyebutkan, unsur kimia yang ditemukan pada benda misterius berbentuk debu pasir itu, mengandung zat besi, silikon, magnesium, dan unsur lainnya.

Perwira menengah kepolisian itu mengungkapkan bahwa pihaknya juga menemukan tanda ciri fisik yang sama pada unsur kimia benda itu dengan unsur kimia meteor, berdasarkan kepadatan dan cairannya.

Amri menjelaskan benda misterius yang menimpa rumah warga itu, berupa gumpalan debu berbentuk pasir yang jatuh dari atas bumi dengan kecepatan tinggi dan memiliki kalori panas.

Ahli balistik itu menuturkan, kemungkinan besar benda misterius itu mengecil saat jatuh ke bumi karena menabrak benda-benda yang ada di luar angkasa sehingga menjadi gumpalan debu berbentuk pasir.

Kekhawatiran Radiasi

Masyarakat yang berada di sekitar lokasi jatuhnya benda langit di daerah Duren sawit, Jakarta Timur, diminta untuk tidak mengkhawatirkan adanya radiasi yang berbahaya dari batu dari luar angkasa tersebut.

"Benda langit alami yang jatuh itu adalah batu yang tidak mengandung radiasi," kata peneliti Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), Abdul Rahman, di Jakarta, Jumat (30/4/2010).

Rahman memaparkan, benda yang jatuh dari langit dapat terbagi menjadi dua macam, yaitu benda langit alami dan benda langit buatan. Ia menjelaskan, yang dimaksud dengan benda langit buatan, misalnya, satelit yang dibuat oleh manusia yang bila jatuh ke bumi kerap disebut sebagai "sampah angkasa".

Menurut dia, benda langit buatan diperkirakan lebih berbahaya karena lebih mungkin mengandung radiasi. Sementara faktor yang membahayakan dari benda langit alami yang jatuh hanya pada saat tumbukan terjadi.

Sedangkan benda langit yang jatuh di daerah Duren Sawit tersebut, lanjutnya, merupakan benda langit alami, seperti batu meteorit. Sebelumnya, sebuah bunyi ledakan keras mengejutkan masyarakat di sekitar Jalan Delima 6 RT 01 RW 05 Malakasari, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (29/4/2010). Bunyi keras yang terdengar pada sekitar pukul 16.00 WIB juga disertai dengan hancurnya tiga rumah di jalan tersebut. Namun, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Selain peneliti dari Lapan, petugas dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri juga telah datang ke tempat kejadian untuk menyelidiki akibat dari kejadian tersebut. (AR/IRIB)


sumber

No comments:

About Us

Recent

Random